Kamis, 24 Maret 2011

spk2

KOMPONEN ARSITEKTUR UNTUK DSS
3 komponen (arsitektur) dalam DSS
1. Dialog (interface software) 􀃆 pemakai dengan sitem
2. Database 􀃆 mendukung sistem tsb
3. Model Base 􀃆 memberikan kemampuan analisis
1. KOMPONEN DIALOG (User System Interface)
1.1. Knowledge Base (Bennott)
• Apa yang diketahui user tentang keputusan,
bagaimana cara menggunakan DSS;
• Pengetahuan apa yang harus dimiliki user agar
dapat berinteraksi dengan sistem dalam
berhubungan dengan area masalah dan dalam
pembuatan keputusan yang diperlukan
• atau apa yang sudah dikuasai user (mis :
manual, help options, dll)
Teknik pelatihan penggunaan DSS, dapat
dilakukan dengan “Melatih” user :
- One on one tutorial 􀃆 eksekutif senior
Bab 7 Hal. 2
- Closes and lectures 􀃆 user yang memerlukan
training berjumlah banyak
- Instruksi terprogram dan instruksi yang
dibantu dengan komputer 􀃆 bila DSS dipakai
dalam jangka lama dan digunakan dalam
memberikan layanan bagi banyak pemakai
- Manual book
- Command / sequence file 􀃆 Berisi instruksi
yang diprogramkan sebelumnya
1.2. Action Language (Bahasa Tindakan)
• Apa yang dapat dilakukan user dalam
berkomunikasi dengan sistem (mengontrol
DSS); atau Opsion yang mengarahkan
tindakan sistem tsb.
Action language dapat dilakukan dengan :
- Cara tanya jawab
- Menggunakan menu
- Bahasa perintah
- Pendekatan form Input - Output
1.3. Presentation Language (Bahasa Presentasi)
Presentasi alternatif dari respon sistem tsb;
atau apa yang dilihat oleh user (laporan tercetak
dari DSS).
Bab 7 Hal. 3
Contoh : printer, monitor, grafik, warna, audio
output, animation, dll

2. KOMPONEN DATA
4 Jenis informasi :
I. Dua jenis informasi yang dikelola secara internal
a. Informasi dari record data (entity)
b. Informasi dari dokumen (konsep, gagasan,
laporan, memo)
II. Dua jenis yang dikelola secara eksternal (dapat
dibeli)
DSS
User
Bab 7 Hal. 4
a. Informasi yang didasarkan pada catatan /
record (Kondisi ekonomi dan keuangan, jadwal
penerbangan, kuotasi harga stock)
b. Informasi yg didasarkan pd dokumen eksternal
(Opini mengenai ramalan atau data ekonomi
regional)

- menetapkan kebijaksanaan untuk mengatur
perolehan disposisi sumber daya tsb (misal :
perencanaan tujuan perusahaan, penentuan
lokasi, perencanaan dampak lingkungan)
• Data yang dibutuhkan sebagian besar data
eksternal dan subyektif
• Cakrawala waktu utk model tsb biasanya diukur
dalam tahun (misal : jangka waktu tanggung
jawab perencanaan strategis manajemen
puncak)
• Model tsb bersifat deterministik dan deskriptif
2. Model Taktis
• Diterapkan oleh manajemen menengah untuk
membantu dalam mengalokasi dan mengontrol
penggunaan sumber daya organisasi (misal :
perencanaan keuangan, perencanaan keperluan
pabrik, perencanaan promosi penjualan,
penentuan tata letak gedung / pabrik)
• Data yang dibutuhkan sebagian besar data
internal dan beberapa data eksternal serta
subyektif
• Cakrawala waktu : 1 bulan s/d 2 tahun
• Model ini bersifat : deterministik
Bab 7 Hal. 6
3. Model Operasional
• Diterapkan untuk mendukung pembuatan
keputusan jangka pendek (misal : harian atau
mingguan) yang sering dijumpai pada tingkat
organisasi bawah
• Data yang dibutuhkan : data internal
• Sifat deterministik
4. Block & Subroutine bangunan model
• Meliputi : pemrograman linier, analisis
rangkaian waktu, analisis regresi, dan Prosedur
Sampling Monte Carlo
• Dapat digunakan secara terpisah untuk
mendukung keputusan atau digunakan secara
bersama untuk merekonstruksi dan memelihara
model yang lebih komprehensif
Masalah dalam Modeling Tradisional
Dari sudut pandang historis, yang dialami organisasi
berhubung dengan model beragam. Ada yang berhasil
dan ada yang gagal.
Masalah-masalah yang mengarah kepada kegagalan
antara lain :
• Sulitnya memperoleh input data utk model
Bab 7 Hal. 7
• Sulitnya memahami cara menerapkan output dari
model
• Sulitnya menjaga agar model tetap up to date
• Sedikitnya integrasi diantara model.
• Lemahnya interaksi antara model dengan pemakai
• Kurangnya keyakinan user terhadap model yang
digunakan, dengan demikian model tsb tidak ia
percaya.
• Sulitnya pemakai dalam menciptakan modelnya
sendiri
Pendekatan SPK terhadap MODELING
Pendekatan SPK terhadap modeling berusaha untuk
meminimalkan masalah tradisional dengan cara
memberi penekanan bahwa suatu sistem (Dialog, Data
dan Model bekerja secara bersama-sama) diperlukan
untuk mendukung pembuatan keputusan.
Cara tsb antara lain :
• Menggunakan database yang diperlukan untuk
memecahkan banyak masalah (membangun,
menggunakan, memelihara model).
Bab 7 Hal. 8
• Output dari model ditempatkan dalam database,
dengan demikian memungkinkan output tsb diakses
oleh model lain dan memberikan integrasi diantara
model tsb
• Dialog yang dirancang dengan baik akan
meningkatkan peluang atau kemampuan pemakai
dalam mengembangkan modelnya sendiri,
mengoperasikan sistem dengan baik, menjaga agar
tetap up to date, dan menerapkan outputnya untuk
mendukung suatu pembuatan keputusan
• Model dalam suatu SPK kemungkinan besar bisa
digunakan, sebab didukung oleh komponen data
dan dialo